20.8.10

Sore Ini

Sore ini, aku tak ingin bertemu siapa-siapa, tak ingin mengunjungi  siapa-siapa. Sore ini, aku hanya akan duduk diam di teras belakang  rumah, menghabiskan waktu dengan membaca, menerbangkan imaji hingga  menembus batas demi mendapati sesuatu yang mungkin berharga. Sesekali,  aku akan tersenyum pada kelinci-kelinci putih yang berlarian di  pekarangan, yang sesekali pula mereka menatapku seolah bertanya, apa  yang sedang menggelisahkan hatiku.Sore ini, aku hanya akan menikmati hangatnya senja yang hilang perlahan  di balik tembok belakang rumahku. Senja yang selalu tampak indah, selalu  bisa menenagkan. Tak seperti kala ia remaja, kala sinarnya menyengat  kulitku hingga terasa perih, meski dengan sinar terangnya juga aku bisa  bebas berjalan...

17.8.10

Seandainya Aku Datang

Harusnya sekarang aku ada di stasiun. Meski aku tak tau pasti apa aku akan mendapatkannya lagi jika aku datang, tapi paling tidak aku bisa mengantarnya atau yang paling parah aku masih bisa melihatnya untuk yang terakhir kalinya. Tapi aku tak melakukannya. Aku malah diam di rumah, main play station sama Yoga, adikku, seolah tak menghiraukannya. Aku memang tak ingin memperdulikannya.“Koq kamu masih di rumah Don?” Reza tiba-tiba nongol dan duduk di sampingku.“Emang seharusnya aku ke mana?” aku balas bertanya tanpa mengalihkan pandanganku dari layar.“Ya ke stasiunlah… Nina kan mau berangkat ke Yogya.., kamu nggak pengen nganterin dia?”“Buat apa?” aku menaruh stik PS-ku dan memalingkan wajah padanya.“Apa kamu juga harus tanya tentang perasaanmu sama aku?” Reza masih membalas dengan pertanyaan...

Pages 251234 »

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Templates