9.5.12

Bahagiakah kamu?


Beberapa hari yang lalu, seorang teman mengirimkan SMS yang sangat singkat. Sayangnya, waktu itu aku tidak bisa langsung membalas karena aku baru membuka pesan itu keesokan harinya. Dan kuputuskan untuk tidak menjawab SMS itu, karena rasa-rasanya aku perlu berpikir lebih lama untuk bisa memberikan jawaban terbaik.

SMS singkat itu berisi pertanyaan “kamu bahagia?”

Pertanyaan itu mengingatkanku pada diskusi bersama seorang teman yang lain. Ya, tentang bahagia. Apa itu bahagia? Dari mana asalnya bahagia? Bagaimana seorang bisa bahagia?

Teman diskusiku ini bisa dibilang seorang yang open minded, meski kadang dia seorang dengan jalan pemikiran yang agak aneh. Tapi, untuk urusan bahagia ini, kami punya satu titik temu.

Diskusi yang tak terlalu panjang ini sampai pada satu kesimpulan, bahwa bahagia adalah perasaan senang yang muncul ketika kita “mau” berdamai. Berdamai dengan diri sendiri, berdamai dengan keadaan, berdamai dengan segala hal tak menyenangkan.

Bahagia adalah keputusan yang datang dari dalam diri. Dalam kondisi tak menyenangkan, seorang bisa saja marah, mencaci, bahkan mengutuk. Reaksi spontan dan wajar yang muncul pada diri seseorang yang berada dalam situasi tak menyenangkan. Namun, ada juga seorang yang legowo, calm down dan move on ketika dihadapkan pada kondisi yang sama. Seorang ini tentu telah memiliki kemampuan mengendalikan diri yang luar biasa, dan itu bisa dilatih.

Bahagia adalah doktrin terhadap diri kita sendiri, that i am happy.

Bagaimana cara agar bahagia? Semestinya diri sendiri adalah yang paling mengerti bagaimana cara untuk bisa bahagia. Karena asal muasal bahagia itu ada dalam diri kita sendiri. Ketika seorang telah memutuskan untuk berdamai dengan keadaan, menerima dan bersyukur, semestinya dia telah menemukan jalan untuk bahagia.

Dan saat ini aku bahagia. Aku bersyukur dengan semua proses yang sudah kulalui. Masih terbayang jelas di ingatanku hari-hari yang terlewati dengan keputusan yang salah. Terlalu larut dalam perasaan kecewa, lupa bagaimana caranya bersyukur, tak tau sisi hati sebelah mana yang masih bisa kupakai untuk menerima keadaan dengan ikhlas.

Allah tak pernah meninggalkan umat-Nya. Suka dan lara itu datang dari-Nya. Hanya untuk menunjukkan betapa Dia menyayangi kita. Untuk membuat kita menjadi manusia yang lebih kuat. Seharusnya kita tak perlu ragu pada apa yang telah digariskan-Nya untuk kita, karena pasti, Dia telah menyiapkan yang terbaik untuk kita. Jauh lebih baik dari yang kita pikirkan atau harapkan.

Sering kali kita tak menyadari, bahwa kita telah sampai di titik balik. Saat kita bisa mengambil keputusan untuk bahagia.

Kau tau? Allah menunjukkan jalan yang sangat sederhana agar aku mau mengubah cara berpikir dan mengubah keputusanku. Dia juga telah mengirimkan seorang yang sangat sederhana dan tak sempurna agar aku benar-benar ikhlas menjalani keputusanku untuk bahagia. Dia memberikan apa yang aku butuhkan, yang terbaik meski tak sempurna.

Banyak hal tak terbayang sebelumnya. Ketika aku bertemu gadis kecil yang tak diinginkan ibunya itu, misalnya. Ah, betapa aku masih sangat beruntung karena memiliki orang tua yang utuh dan menyayangiku, menerimaku apa adanya.

Sering kali kita lalai mensyukuri hal-hal kecil di sekitar kita, hanya karena kita telah terbiasa dengan hal-hal tersebut. Sering kali kita sulit menerima dan berdamai dengan keadaan dan lupa ada banyak orang yang tak seberuntung kita.

Dan bagiku, aku tak lagi punya alasan untuk tak bahagia. Kamu?


5.5.12

Asa


Kubiarkan lelah ini menguar ke udara bersama uap seduhan coklat panas di cangkir unguku. Mereka menyatu dan terbawa semilir angin yang malas-malasan berhembus malam ini.

Kurelakan pikir ini mengembara bersama sejumput kenangan yang melintasi benak. Terlalu banyak hal telah terlewati, terlalu banyak yang luput untuk disyukuri.

Tubuh ini rebah, kedua lengan memeluk erat gumpalan berjahit berbentuk kodok dengan mata besar. Ada nama yang tersebut dalam hati. Gaungnya menghadirkan hangat yang seketika mengaliri tubuh bersama aliran darah.

Mataku sudah terpejam, senyumku terkembang, nama itu berulang dalam hati. Menggaung. Dan diam-diam aku berharap pemiliknya akan mendengar dan datang menjemput asa.



 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Templates