5.5.12

Asa


Kubiarkan lelah ini menguar ke udara bersama uap seduhan coklat panas di cangkir unguku. Mereka menyatu dan terbawa semilir angin yang malas-malasan berhembus malam ini.

Kurelakan pikir ini mengembara bersama sejumput kenangan yang melintasi benak. Terlalu banyak hal telah terlewati, terlalu banyak yang luput untuk disyukuri.

Tubuh ini rebah, kedua lengan memeluk erat gumpalan berjahit berbentuk kodok dengan mata besar. Ada nama yang tersebut dalam hati. Gaungnya menghadirkan hangat yang seketika mengaliri tubuh bersama aliran darah.

Mataku sudah terpejam, senyumku terkembang, nama itu berulang dalam hati. Menggaung. Dan diam-diam aku berharap pemiliknya akan mendengar dan datang menjemput asa.



0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Templates