Hujan dan kenangan tentangmu
berjarak 5 cm. Aku sengaja mengaturnya begitu. Memberi jarak, meski tak sampai
sedepa. Karena katamu hati perlu jeda. Katamu rasa perlu jeda.
Dulu aku selalu membantahmu. Bagiku
hati dan rasa berjalan beriringan, selalu berkesinambungan. Tak perlu jeda yang
bisa membuatnya luruh perlahan. Ya, aku selalu merasa tak membutuhkan jeda
untuk hatiku, dan rasaku.
Namun menahun setelah perpisahan
itu, aku mulai mengerti. Meski telah terlambat. Setidaknya kini aku mengerti
dan mulai memberi jeda pada hatiku, dan rasaku.
Malam ini hujan pertama di tanahku.
Bau khas hujan membawa serta hadir bayangmu. Aku terpekur menatap kaca
jendela yang mulai berbintik tetesan air. Hujan tahu benar, kapan ia harus
turun.
Aku mundur selangkah, memberi jarak
agar bisa mengatur...