11.11.12

This Miracle

"I called this a miracle" Ini adalah status yang kutulis di BBM-ku hari itu. Hari saat sebuah cincin dipasang melingkar di jari manis kami. Ya, dia memang seperti sebuah keajaiban, sebuah jawaban atas tanya yang menahun mengendap di sudut hati. Dulu, kupikir aku tak mungkin akan menemukan jalan keluar dari “ruang” itu. Rasa yang dulu ada seolah membekapku erat, aku seperti tak punya pilihan selain menerima dan menggantungkan harapan kecil untuk sebuah perubahan. Hingga aku lelah berharap dan hanya bisa menerima. Ya, aku seperti terjebak di ruang hampa udara yang mungkin telah kuciptakan sendiri. Kala itu, aku seperti tak punya daya untuk bisa keluar, semua jalan seolah tertutup rapat, tanpa celah. Berdamai dengan diri sendiri dan keadaan memanglah hal terbaik yang bisa kulakukan saat itu....

30.10.12

Ketika Tanya Itu Menemu Jawab

Kita semua pasti pernah mengalaminya. Saat sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi, kita akan bertanya, “kenapa aku harus mengalami hal ini?” Saat kenyataan tak sejalan dengan apa yang kita harapkan, kita akan bertanya, “kenapa ini yang terjadi padaku?” Bertanya dan bertanya. Tanpa kita sadari itulah yang sering kali kita lakukan, terutama ketika ada hal-hal buruk, yang tak menyenangkan, yang mengusik ketenangan. Banyak orang sering kali menyerahkan semua pada waktu. Berharap waktu akan bisa menjawab semua pertanyaan mereka tentang hidup. Menunggu dan menunggu, hingga jawab itu muncul di depan mata. Mereka yang bernasib baik akan bisa menyadarinya dengan segera, yang tidak harus menunggu entah sampai kapan. Tahukah kalian, kawan?...

2.10.12

Tentang Kesetiaan

Kesetiaan adalah penghargaan tertinggi untuk cinta. Itu adalah status bbm seorang teman beberapa waktu yang lalu. Ku-chat dia, kuberi jempol. Aku setuju dengan pernyataan itu, absolutely. Seorang yang lain bilang, dasar kesetiaan adalah cinta. Pernyataan ini, aku juga sepakat. Bagiku, menjadi setia itu adalah pilihan, keputusan, pegangan, prinsip. Sebagai makhluk dengan tingkat keinginan yang tinggi, yang seolah tak pernah puas dengan apa yang dimilikinya, rasa-rasanya menjadi benar-benar setia itu akan sulit. Sering kali rumput tetangga terlihat lebih hijau dari rumput di halaman kita sendiri. Sering kali, gesekan-gesekan yang ada menumbuhkan rasa tak nyaman dan keinginan untuk lari. Ya, keinginan untuk lari. Naluri manusia yang...

27.9.12

Bahagia dalam Bingkai Sederhana

Salah satu yang biasanya disiapkan oleh pasangan pengantin sebelum “The Big Day” digelar adalah foto pre-wedding. Beberapa orang menganggap moment ini bukanlah hal yang penting, beberapa orang bahkan menentang, menganggap kalo pose-pose dalam foto pre-wedding itu seperti posenya orang yang sudah menjadi suami istri. Memang benar, beberapa pasangan kadang berlebihan menunjukkan kemesraannya saat foto pre-wed, yang tentu saja itu bukan hal yang pantas untuk diperlihatkan pada khalayak umum. Dan mustinya memang bukan yang seperti itu, karena sesuai dengan asal katanya, pre-wedding, yaitu apa-apa yang sewajarnya ada sebelum menikah. Aku sama Mas menjalani proses dan moment ini, karena kami ingin berbagi cerita bahagia. Dari awal memang sudah...

Protektif vs Posesif

Punya seseorang yang memperhatikan dan melindungi kita, itu pasti menyenangkan. Kita jadi kayak punya alarm yang otomatis akan berbunyi kalo sesuatu yang “ndak baik” akan “menerkam” kita. Lagian, orang mana -utamanya perempuan- yang ndak mau diperhatiin dan dilindungi. Mungkin nyaris tak ada. Tapiiii, kalo perhatian dan perlindungan ini kelewat batas, kadang jadi sebel juga, iya ndak? Hehehe... Nah, yang namanya batas itu juga relatif, tiap orang punya standart sendiri-sendiri soal batasnya. Seperti baik dan buruk, benar dan salah. Beda kepala, beda sudut padang, beda latar belakang, tentu akan beda pula memaknainya. Kadang yang kita rasa cukup, dianggap berlebihan oleh orang lain. Sebaliknya, yang dianggap cukup sama orang lain, justru...

18.9.12

Kembali

"Hai," kalimat itu menggantung di kerongkonganku, terlontar lirih, tak berniat kulanjutkan. Mata itu berpaling padaku yang terpaku di depan pintu. Sedetik kemudian disusulkannya senyum simpul dan sapaan, “Hai.” Aku tak beranjak, kakiku kaku, mataku mulai panas. “Apa kabar?” dia mengulurkan tangannya dan entah kapan dia bergerak mendekat. Yang kutahu dia di depanku kini, berjarak tak lebih dari 1 meter. “Masuklah,” hanya ini yang bisa kulakukan, membalik badan, berjalan memunggunginya dan menyeka air di sudut mata. Kami duduk berhadapan kini, di ruang tamu rumahku. Ya, dia datang, setelah lebih dari satu tahun kami tak bertemu, tak berkomunikasi. Seperti ada pendingin yang dipasang di segala sudut, aku nyaris menggigil. Bergetar,...

15.9.12

Tiga Tugas

Kira-kira seminggu yang lalu, aku -bersama seorang teman named Fahmia- main ke rumah teman lama kita. Kebetulan dia sementara ini berdomisili di rumah orang tuanya di Ngawi. Teman kita ini, Karisma namanya, sudah menikah akhir tahun 2010 lalu, dan sekarang sudah punya baby perempuan. Adzra namanya. Kunjungan kita ke rumah Karis ini bukan kunjungan dadakan, tapi memang sudah terencana dan memang membawa misi khusus. Selain untuk mempererat tali silaturahmi -karena biasanya kita cuma ketemu waktu reuni tahunan- kita juga pengen dapet petuah-petuah pernikahan. Fahmia ini sudah ancang-ancang mau dikhitbah (aamiin, insyaAllah), makanya dia ingin meluruskan dan menguatkan niat. Aku? More than that.. *wkwkwkwkwkwk...* Karis ini dermawan sekali,...

Pages 251234 »

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Templates