27.7.10

Tempat Itu

Ada satu tempat, yang bisa membuatku sangat nyaman berada di dalamnya.  Tempat yang awalnya hanya aku yang tau. Tempat di mana aku bisa  meluapkan egoku setinggi-tingginya. Hanya kedamaian yang aku dapatkan di  sana. Termasuk juga semua kenangan masa lalu yang hanya bisa aku  tertawakan kini, saat semua sudah berlalu namun membekas begitu dalam di  kalbuku. Aku bisa menangis sepuasnya di sana, karena dia hanya  mengizinkan aku menangis jika aku sedang berada di sana. Aku tak pernah peduli seberapa kotornya tempat itu, aku tetap  menganggapnya sebagai tempat terindah. Bukan karena aku bodoh, bukan  karena aku buta. Aku memang menyayangi tempat itu, aku selalu  mendambakan bisa selamanya tinggal di sana, tapi itu mustahil, aku  sadari itu. Aku...

20.7.10

Aku tak ingin lelah dan jenuh ini mengalahkanku

Kadang, aku merasa begitu lelah dengan rutinitas yang aku jalani. Dulu,  awal tahun pertamaku di organisasi pers kampus (gita), aku masih  bersemangat. Aku banyak menemukan hal baru karena sebelumnya aku tak  begitu ngerti tentang pers. Aku masuk UKM ini hanya karena aku ingin  menulis (hehehe…). Lalu, saat hari-hari mulai disibukkan dengan mencari  berita, wawancara, nulis berita, rapat dll, aku mulai merasa lelah, aku  jenuh. Belum lagi karena rutinitas kuliah. Jenuhku mereda saat awal tahun kedua aku terpilih jadi PimRed. Aku mulai  bersemangat lagi. Tapi setelah setengah tahun berlalu, rasa lelah dan  jenuh itu datang lagi. Lelah memimpin rapat redaksi, lelah ngedit  berita, lelah lay out, dan lelah. Tapi aku merasa punya tanggung jawab ...

13.7.10

Osteosarkoma

Adel mengusap keringat di keningnya. “Kenapa hari ini panas sekali?”  gumamnya. Adel berhenti sejenak di bawah sebuah pohon yang teduh.  Tatapan matanya tiba-tiba terpaku pada sesosok manusia yang berada  sekitar 100 meter di depannya. Orang itu berjalan ke arahnya dan berlalu  begitu saja dari hadapannya. Adel tak bisa mengalihkan pandangannya  hingga orang itu menghilang di balik pintu salah satu gedung fakultas. “Woi..!!” seorang teman Adel, Desty, datang mengagetkan. “Lagi ngeliatin siapa sih, kok sampai melotot gitu?” tambahnya. “Kamu liat cowok yang barusan masuk gedung itu gak? Yang lewat di  depanku barusan?” tanyaku. Desty menggeleng bingung. Adel mendesah  lemas. Dia terduduk. “Emang siapa sih?” Tanya Desty. “Aku gak tahu, tapi dia mirip banget...

Merinduimu

Apa kamu tau, aku sering kali berusaha mencari tempat berteduh saat  hujan mengguyurku. Aku takut aku akan mati karena hujan itu, karena aku  tau sistem imunku tak selamanya dalam keadaan baik. Terlalu sering sakit  tentu bisa membuat kita mati, bukan? Dan mungkin kamu   pun tak tau,  aku terlalu takut untuk itu. Dan aku berteduh di bawah bayangmu, sekuat hati mencari rasa aman dan  nyaman di sana. Dan ketika itu, aku semakin merinduimu. Rindu yang  semakin menggunung hingga akhirnya mungkin akan menutupi duniaku. Aku  tau, aku hanya seorang bodoh yang bertahan dengan kerinduanku pada  bayangmu. Tapi kenapa aku harus merinduimu, padahal bayangmu begitu lekat dalam  pikiranku? Tak ada yang tau kenapa rasaku begini, bahkan aku sendiri...

Pages 251234 »

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Templates