20.7.10

Aku tak ingin lelah dan jenuh ini mengalahkanku

Kadang, aku merasa begitu lelah dengan rutinitas yang aku jalani. Dulu,  awal tahun pertamaku di organisasi pers kampus (gita), aku masih  bersemangat. Aku banyak menemukan hal baru karena sebelumnya aku tak  begitu ngerti tentang pers. Aku masuk UKM ini hanya karena aku ingin  menulis (hehehe…). Lalu, saat hari-hari mulai disibukkan dengan mencari  berita, wawancara, nulis berita, rapat dll, aku mulai merasa lelah, aku  jenuh. Belum lagi karena rutinitas kuliah.

Jenuhku mereda saat awal tahun kedua aku terpilih jadi PimRed. Aku mulai  bersemangat lagi. Tapi setelah setengah tahun berlalu, rasa lelah dan  jenuh itu datang lagi. Lelah memimpin rapat redaksi, lelah ngedit  berita, lelah lay out, dan lelah. Tapi aku merasa punya tanggung jawab  menyelesaikan tugasku, karena aku tau aku punya tugas dan aku tau tiga  sahabatku percaya padaku. Mereka membuat aku bersemangat lagi, aku tak  ingin menyerah pada rasa lelah ini.

Tahun berikutnya, saat pergantian pengurus, aku jadi PimPrush. Kerja  yang menurutku sangat berat karena aku gak punya pengalaman di bidang  ini, tapi lagi-lagi ketiga sahabatku menguatkanku (teng kyu yo rek..!!  hehe..). Mereka bilang, kalo jadi PimRed aja bisa, kenapa PimPrush gak  bisa? Tapi sekali lagi, aku merasa tak sanggup. Kalo PimRed enak, aku  punya minat sama tulisan, tapi kalo PimPrush? Huwaduhhhh……..!!!!!!!

But.., want don’t want harus dijalani juga, karena beberapa kali usul  reshuffle juga gak di-ACC sama Pimum. Dan minim pengalaman plus rasa tak  sanggup ini kembali membuatku lelah dan jenuh. Aku harus mengusahakan  dana, tapi aku gak punya pengalaman untuk ini. Bersyukur sekali aku  punya tiga sahabat ditambah pengurus-pengurus 2007 lainnya yang bisa  membantuku hingga akhirnya tercetus ide untuk workshop.

Di tengah kesibukan magang, workshop jalan dengan dikoordinir  temen-temen baru angkatan 2008 yang patut dapet empat jempol karena  semangatnya. Hasilnya lumayan, setidaknya bisa memberikan sumbangsih  nama buat modal dikenal, bahwa gita gak melulu soal berita dan redaksi,  tapi juga punya usaha pengembangan. Hasil yang nyata adalah salah satu  peserta workshop itu tahun ini mendaftar jadi anggota gita. Not bad,  kan..??

Dari rangkaian itu, aku sadar kalo begitu berartinya mempertahankan  semangat untuk terus eksis, untuk berkarya dan gak mudah menyerah pada  ego. Kalo saja dulu aku memilih menyerah pada lelah dan jenuhku, aku tak  mungkin bisa jadi PimRed, aku tak mungkin juga bisa ngadain workshop  bareng generasi penerus gita dan berhasil menarik peminat yang lumayan.
Dan semangat itu ada pada diri kita sendiri. Pihak luar, sahabat-sahabat  itu pengompor yang selalu bisa membarakan semangat yang memang udah ada  dalam diri kita. Semangat untuk belajar, semangat untuk terus berkarya  dan bersama dengan keluarga-keluarga baru kita. Semangat untuk gak  begitu saja menyerah pada lelah dan jenuh.

Karena lelah dan jenuh itu sangat wajar terjadi, bukan hanya dalam  hubungan belajar atau berorganisasi, tapi pada semua sisi hidup kita,  pada rutinitas, pada hubungan antarpersonal atau apapun. Tapi, jangan  menyerah dan mengalah pada lelah dan jenuh itu, karena kalo nyerah, kita  akan kehilangan banyak hal. Paling tidak, kita telah kehilangan  kekuatan untuk bangkit. Jangan selalu mengandalkan orang lain, jangan  mengharap semangat dari orang lain, karena inti semangat itu ada dalam  diri kita sendiri. Kita harus ingat, kita punya tujuan, kita punya  cita-cita dan impian yang harus tercapai.

Lelah dan jenuh hanya titik yang harus disiasati dengan memompa semangat  itu lebih kuat. Lelah dan jenuh hanyalah proses yang harus kita lalui  ditengah rutinitas yang kadang terasa membelenggu. Seorang temanku  bilang, “hanya kita yang bisa mengatasinya, hanya kita yang bisa membuat  rutinitas itu menjadi sesuatu yang indah dan berarti untuk diri kita,  dan hanya kita yang bisa membuat lelah dan jenuh ini menjadi titik yang  hanya harus dilalui dalam berproses. Hingga saat ini, aku masih berusaha  dan aku ingin kita berusaha bersama-sama mengatasi lelah dan jenuh yang  bisa datang kapan saja.

Jadi, saat lelah dan jenuh itu terasa, katakanlah pada dirimu sendiri,  “Aku tak ingin lelah dan jenuh ini mengalahkanku.”

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Templates