31.1.12

sasikirana


Ada mimpi yang tiba-tiba menghinggapi tidurku. Mimpi yang pernah singgah dulu, menahun yang lalu. Ada desir terasa meski aku berada di bawah alam sadar, seperti angin yang menerbangkan bulir-bulir mahkota dandelion di padang ilalang. Iya, mimpi ini adalah harapan yang membumbung tinggi, seperti mahkota bunga rumput itu.

Pucuk-pucuk mahkota mimpi itu terbang menurut arah angin, membentuk barisan panjang dan selaras. Aku menamainya sasikirana, bulan purnama sempurna. Hanya karena aku berpikir purnama itu sempurna, dan aku ingin impian-impian ini terwujud sempurna.

Kau tentu tahu, siapa penguasa hidup ini. Dialah yang mengatur arah angin, mengatur kecepatannya, mengatur segalanya. Kadang Dia meniupkan angin yang tenang, kadang Dia mengubahnya menjadi badai. Sesuka-Nya, sekehendak-Nya, namun dia selalu menyiapkan akhir terbaik.

Dialah penguasa, Dialah pemegang kendali. Pucuk-pucuk mahkota mimpi itu tak memiliki daya untuk mengatur, begitu juga dengan induk ilalangnya. Mereka hanya mampu berusaha untuk mencapai titik akhirnya. Tak peduli angin menerbangkan dengan halus atau menghantarnya dengan badai. Meski harus melewati laut atau padang pasir tandus. Meski harus menempuh jalan berputar untuk tiba di akhir terbaik.

Mimpi ini, mimpi yang kembali membunga di lelapku. Mimpi yang mendatangkan desir di dinding hati. Mimpi yang membuatku tersenyum dengan binar optimis sekaligus meringkuk takut akan jatuh ke jurang yang sama. Mimpi yang kunamai sasikirana, mimpi sederhana yang kuanggap paling sempurna.


 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Templates