27.9.12

Bahagia dalam Bingkai Sederhana

Salah satu yang biasanya disiapkan oleh pasangan pengantin sebelum “The Big Day” digelar adalah foto pre-wedding. Beberapa orang menganggap moment ini bukanlah hal yang penting, beberapa orang bahkan menentang, menganggap kalo pose-pose dalam foto pre-wedding itu seperti posenya orang yang sudah menjadi suami istri. Memang benar, beberapa pasangan kadang berlebihan menunjukkan kemesraannya saat foto pre-wed, yang tentu saja itu bukan hal yang pantas untuk diperlihatkan pada khalayak umum. Dan mustinya memang bukan yang seperti itu, karena sesuai dengan asal katanya, pre-wedding, yaitu apa-apa yang sewajarnya ada sebelum menikah. Aku sama Mas menjalani proses dan moment ini, karena kami ingin berbagi cerita bahagia. Dari awal memang sudah...

Protektif vs Posesif

Punya seseorang yang memperhatikan dan melindungi kita, itu pasti menyenangkan. Kita jadi kayak punya alarm yang otomatis akan berbunyi kalo sesuatu yang “ndak baik” akan “menerkam” kita. Lagian, orang mana -utamanya perempuan- yang ndak mau diperhatiin dan dilindungi. Mungkin nyaris tak ada. Tapiiii, kalo perhatian dan perlindungan ini kelewat batas, kadang jadi sebel juga, iya ndak? Hehehe... Nah, yang namanya batas itu juga relatif, tiap orang punya standart sendiri-sendiri soal batasnya. Seperti baik dan buruk, benar dan salah. Beda kepala, beda sudut padang, beda latar belakang, tentu akan beda pula memaknainya. Kadang yang kita rasa cukup, dianggap berlebihan oleh orang lain. Sebaliknya, yang dianggap cukup sama orang lain, justru...

18.9.12

Kembali

"Hai," kalimat itu menggantung di kerongkonganku, terlontar lirih, tak berniat kulanjutkan. Mata itu berpaling padaku yang terpaku di depan pintu. Sedetik kemudian disusulkannya senyum simpul dan sapaan, “Hai.” Aku tak beranjak, kakiku kaku, mataku mulai panas. “Apa kabar?” dia mengulurkan tangannya dan entah kapan dia bergerak mendekat. Yang kutahu dia di depanku kini, berjarak tak lebih dari 1 meter. “Masuklah,” hanya ini yang bisa kulakukan, membalik badan, berjalan memunggunginya dan menyeka air di sudut mata. Kami duduk berhadapan kini, di ruang tamu rumahku. Ya, dia datang, setelah lebih dari satu tahun kami tak bertemu, tak berkomunikasi. Seperti ada pendingin yang dipasang di segala sudut, aku nyaris menggigil. Bergetar,...

15.9.12

Tiga Tugas

Kira-kira seminggu yang lalu, aku -bersama seorang teman named Fahmia- main ke rumah teman lama kita. Kebetulan dia sementara ini berdomisili di rumah orang tuanya di Ngawi. Teman kita ini, Karisma namanya, sudah menikah akhir tahun 2010 lalu, dan sekarang sudah punya baby perempuan. Adzra namanya. Kunjungan kita ke rumah Karis ini bukan kunjungan dadakan, tapi memang sudah terencana dan memang membawa misi khusus. Selain untuk mempererat tali silaturahmi -karena biasanya kita cuma ketemu waktu reuni tahunan- kita juga pengen dapet petuah-petuah pernikahan. Fahmia ini sudah ancang-ancang mau dikhitbah (aamiin, insyaAllah), makanya dia ingin meluruskan dan menguatkan niat. Aku? More than that.. *wkwkwkwkwkwk...* Karis ini dermawan sekali,...

8.9.12

untitled poem

kepada sepi tempatku menenggelamkan sedu malam ini aku didera rindu menggelora pada sosok berparas jenaka yang membunga di lelapku aku ingin memeluknya sekali lagi, mendekapnya erat merasakan hembus napas dan detak jantungnya kepada riuh tempatku melebur segala risau malam ini aku mengaku telah jatuh cinta pada senyum nakal yang dipamerkannya padaku aku ingin melihatnya sekali lagi, menatapnya lekat-lekat dan tak kan kubiarkan senyum itu hilang walau sedetik kepada belahan jiwa tempatku melabuhkan segala asa andai saja kau melihat wajah jenaka dan senyum nakalnya kau pasti akan jatuh cinta dan merinduinya pula saat itulah kita benar-benar percaya cinta pada pandangan pertama itu benar ada  sleeping tight :* ...

7.9.12

Penentuan Tanggal Sakral

Buat kaum muda seperti kita, yang pola pikir adat budayanya pelan-pelan sudah digeser oleh pola pikir modern, perhitungan dan penentuan hari baik ini akan terasa sangat ribet sekali, bahkan bisa jadi mengundang pro-kontra dan perdebatan panjang. Saranku adalah *eciyeeeeeeh* menurutlah apa kata orang tua dan serahkan urusan hitungan tanggal itu pada mereka. Kenapa begitu? Yang merid kan kita, bukan mereka? Yup! Itu bener banget, yang merid kita, dan mustinya kita punya hak penuh untuk menentukan tanggal berapa kita mau merid. Karena kadang kita yang bekerja juga mempertimbangkan kapan dan berapa lama kita bisa ambil cuti, memperhitungkan teman-teman yang mungkin akan berhalangan hadir kalo pelaksanaannya di hari aktif, dll. Untuk urusan...

The Engagement Day

Orang Lamongan itu punya tradisi sendiri dalam hal lamar-melamar. Jika biasanya kita selalu mendapati pria yang melamar gadis, di beberapa desa dan kecamatan yang ada di Lamongan, yang menjadi pihak pelamar adalah keluarga si gadis. Adat ini tidak berlaku jika pria berasal dari Lamongan sedangkan si gadis dari luar Lamongan. Untung saja, di desa tempat kelahiran Mas tidak lagi memberlakukan adat itu. Lagipula meski adat itu masih tetap dilestarikan, dia tak mendapatkan gadis Lamongan, jadi tetap saja dia yang datang melamar. Tapiiiiii..., mereka juga memiliki tradisi sendiri, yaitu tahapan prosesi lamaran ini. Yang pertama pihak keluarga inti (utamanya ayah dan ibu) akan datang ke rumah si gadis untuk bersilaturahmi sekaligus menanyakan...

5.9.12

Gelak Tawa dari Kota Dingin

Sudah lepas adzan Isya’ waktu dua vixion yang kami tumpangi masuk ke halaman rumah Dini yang ada di batu. Itulah salah satu alasan Dini harus ikut ke Malang, karena dia punya rumah di sana. Hahaha... *peace din* Karena terus-terusan diguyur hujan sepanjang perjalanan, maka malam itu kami memutuskan untuk menghangatkan diri. Istirahat, makan, ngobrol dan nonton tipi. Sejak sepeda motor yang kutumpangi bergerak menjauhi Surabaya, aku seperti meninggalkan semua yang ada di sana, terutama perasaan-perasaan galau yang belakangan bikin otak dan hati kram. Aku berangkat dengan harapan aku bisa menemukan sedikit titik terang, atau paling ndak aku bisa memberikan sedikit saja ruang yang lebih luas untuk bernapas lebih bebas. *bahasa penulisku mulai...

4.9.12

The First Time We Met (Again)

Januari 2012.. Di suatu sore yang galau, sebuah sms mampir ke hp-ku. Dari Dini, seorang teman masa KKN yang paling dekat denganku. Dini : “Nduk, arek2 mau ke malang lho tanggal 7 besok. Kamu ikut ndak?” Aku : “Maauuu, tapi kalo kamu juga ikutan :D” Dini : “Kalo kamu ikut, aku juga ikut. Ndak asik kalo ndak ada kamu” Aku : *hadeeeeh* “Asiiiiiikk... Oke deh, aku ikut din” Kulingkari tanggal 7 di kalender bulan Januari. Rasa-rasanya aku benar-benar sedang butuh liburan. Belakangan memang lagi galau tingkat dewa dan mengakibatkan terserang berbagai macam penyakit sekaligus penurunan berat badan yang cukup signifikan *ah, lebay* Tapi memang serius, akhir tahun 2011 dan awal tahun 2012 kemarin kurasakan sebagai saat-saat terberat...

2.9.12

The Bridal Diary

It's 10 sundays from now!! Yup! Terhitung 10 minggu dari sekarang sampai this big day coming! Agak terlambat mungkin kalo aku baru mulai menuliskan “perjalanan” kisah ini sekarang. But it’s better late than never.. ^^ Sebenernya niat untuk mengabadikan sejarah ini dalam bentuk tulisan sudah lama ada, bahkan sebelum ada calon resminya, tapi dasar pemalas, ada aja alasan buat ngeles dari urusan tulis menulis ini. Hahaha... Orang bilang, tak ada yang bisa diambil dari masa lalu kecuali kenangan dan pelajaran yang bisa membuat masa sekarang dan masa depan yang lebih baik. So, untuk dua alasan itu, aku bertekad bulat menuliskan ini. And the story was begin... *teterereettereeeeeeeeeeeeett* =)) agenda setahun plus diary :...

Pages 251234 »

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Templates