Secangkir kopi yang kuminum siang tadi benar terasa. Biasanya aku akan tertidur hingga kondektur bus meneriaki tempatku turun. Namun, sepertinya kali ini aku benar-benar harus menikmati perjalanan. Sepanjang perjalanan ini mataku terus terjaga meski pening karena hasil pembakaran solar mendera kepalaku.Untunglah bulatan kuning di ufuk barat sedang bersahabat. Sinarnya tak lagi menyengat, namun mulai menghangat. Sudah pukul 16.00, satu jam lagi aku akan sampai di kota kecilku. Kota tempat senja paling indah. Kota tempat semua kenangan berkumpul dan perlahan membiru, mengundang rindu.Seraut wajah tergambar samar. Senja dan kota kecil itu memang selalu mengingatkanku padanya. Pada seseorang tempat rindu ini tertaut. Hhh.. tiga tahun telah berlalu sejak pertemuan terakhir kami yang tak disengaja,...