31.5.11

#6

Secangkir kopi yang kuminum siang tadi benar terasa. Biasanya aku akan tertidur hingga kondektur bus meneriaki tempatku turun. Namun, sepertinya kali ini aku benar-benar harus menikmati perjalanan. Sepanjang perjalanan ini mataku terus terjaga meski pening karena hasil pembakaran solar mendera kepalaku.Untunglah bulatan kuning di ufuk barat sedang bersahabat. Sinarnya tak lagi menyengat, namun mulai menghangat. Sudah pukul 16.00, satu jam lagi aku akan sampai di kota kecilku. Kota tempat senja paling indah. Kota tempat semua kenangan berkumpul dan perlahan membiru, mengundang rindu.Seraut wajah tergambar samar. Senja dan kota kecil itu memang selalu mengingatkanku padanya. Pada seseorang tempat rindu ini tertaut. Hhh.. tiga tahun telah berlalu sejak pertemuan terakhir kami yang tak disengaja,...

20.5.11

#4

"Arya, besok aku dioperasi. Doakan semua lancar ya," pesan singkat di <em>inbox</em> email itu bertanggal seminggu yang lalu.Aku ingat benar, seminggu yang lalu aku bertengkar hebat dengan Salma. Adu mulut yang membuat kami saling menjauh untuk memastikan hati kami, demi pernikahan yang tanggalnya sudah tercetak di undangan. Dan aku memilih menyepi di rumah seorang teman di daerah pegunungan. Berharap sejuknya udara di sini bisa berdampak pada otakku.Seminggu yang kami tetapkan, dan di sinilah aku sekarang. Duduk di meja paling ujung sebuah kafe, berteman laptop sambil menunggu kedatangan Salma. Dan menemukan email itu, jauh sebelum Salma nampak. Bayangan seorang gadis yang menjadi pemicu perdebatanku dengan Salma seminggu lalu hadir lagi. Operasi? Sakit apa dia?Ponselku menanda...

#5

Mestinya dia bisa membaca dari mataku, betapa aku tak menginginkan perpisahan ini. Lupakah dia jika senja adalah saksi bisu jejak cinta kami yang hangat dan menentramkan? Kenapa perpisahan ini justru disahkannya ketika langit telah bersemburat jingga? Kenapa pengakuan itu dituturkannya saat senja? Ah, tak ada gunanya menyimpan tanya, toh tak akan berjawab. Aku hanya harus melangkahkan kakiku menjejaki pasir pantai. Membiarkan buih air laut menjilat liar kaki telanjangku. Aku hanya harus menghapus aliran air di pipiku, karena meski dibiarkan mengalir pun dia tak akan menemu muara. Aku hanya harus menerima bahwa kisah ini telah berakhir, toh dia juga tak berlari menjajari dan menghentikan langkahku.&nbsp;*****&nbsp;Rasanya, ingin sekali mengelakkan keadaan. Dinding hatiku seperti tergores...

Keluh Sesalku

Bergeming dalam keramaianGendang telingaku seolah telah kedap suaraMenangkis setiap tebaran-tebaran asa yang mereka janjikanAku tak mau dengar apapun, meski itu manisAku sudah terlalu lelahToh manis itu akhirnya hanya menjadi getir yang tiada taraMembikin lidahku mati rasaKelu, malu pada TuhankuApa harus kukata ketika kesatuan huruf tak bisa kuejaTak bisa ku maknai dan membuatku terjebak ke dalam kubangan dosa di masa laluHanya karena manis itu, manis yang semu ituYang membuatku terbang melayang menembusi langit tingkat tujuhDan lalu menghempaskanku hingga palung lautanOh Tuhan, haruskah aku mencabik daging-daging berdosa ini?Daging-daging yang bernaung di dalam kemunafikan dunia fana iniYang melekati tulang putih memudar karena noda dosaSungguh, aku kehilangan arah tujuankuAku linglung, tak...

15.5.11

#3

<em>Dear Lintang,</em><em>Kau pasti sangat berbahagia kini, ketika setelah bulan-bulan nyaris menahun akhirnya aku melepaskannya untukmu. Iya, aku telah memilih untuk melepasnya, meski kau tahu pasti semua ini terasa sangat berat untukku. Tapi aku sudah merasa sangat lelah, Lintang, aku lelah terus ada dalam posisi yang tidak dikehendaki sejak kamu datang di antara kami. </em><em>Ingin rasanya aku merutukimu yang kembali ke sini, berada lebih dekat dengannya setelah sekian tahun kau harus menyelesaikan studi di lain kota. Kenapa kau harus kembali, Lintang? Kenapa tak menetap saja di sana dan mencari lelaki pendamping hidupmu di sana? Kenapa dia yang harus kau ambil dariku?</em><em>Kau memang bukan siapa-siapa buatku, aku bahkan pertama kali melihatmu...

14.5.11

#2

Aku menyebutnya gadis senja. Bukan, dia bukan bidadari dari langit lapis tujuh yang turun ke bumi saat mentari beranjak ke peraduan. Dia adalah gadis biasa, manusia, dengan paras yang tidak terlampau ayu dan tubuh tak seindah gitar spanyol.Aku selalu melihatnya duduk di tempat itu, di meja paling barat. Memilih kursi yang menghadap laut dan matahari senja. Dia selalu datang ketika matahari sudah jingga, nyaris setiap hari kecuali di Rabu. Sudah sejak dua bulan belakangan. Memesan jus alpukat dan waffle. Memusatkan perhatian pada tiga hal, laut, senja dan laptop.Dia selalu terlihat sibuk mengetik. Sesekali terhenti memperhatikan geliat air laut, kali lain ia terdiam menikmati sinar senja. Setelah itu dia kembali pada laptopnya, seolah telah menemukan berjuta kata dari laut dan senja untuk dituliskannya.Aku...

13.5.11

#1

“Silakan, Mbak,” <em>waiters</em> itu berlalu setelah meletakkan secangkir cappucino di mejaku. Cangkir kedua sejak sejam lalu aku duduk seorang diri di bangku ini.Semburat jingga mulai memenuhi dinding-dinding kafe yang didominasi oleh bambu. Kubiarkan sinar jingga itu menerpa wajahku, sedikit menyilaukan pandangku. Tiba-tiba aku teringat sesuatu. Kualihkan pandanganku dari cerah senja ke laptop, mencari-cari sesuatu. Aku memasang <em>headset</em>, memanjakan telingaku dengan sebuah lagu.<em>Why Do You Love Me</em> versi Rio Febrian dan Erwin Gutawa mengalun indah, membawa sejuta kenangan. Aku sudah terbiasa begini, saat rindu ini serasa tak mampu terbendung di keluasan hati dan kedalaman jiwa, aku mengumpulkan kepingan <em>puzzle</em> bertema...

11.5.11

karena si rindu

menenggelamkan diri dalam remang sang chandra kiranamembiarkan rindu menggelayut manjaberayun dari hati pindah ke otakdari otak ke aliran darahdari aliran darah ke nadidari nadi kembali ke jantung hati&nbsp;<em>bukankah tak baik membiarkannya terus begitu?</em>si akal sehat menegur tanpa peduli teririsnya hati&nbsp;pikirku jadi termenungkalbuku dirundung bingungjemari lalu mengibasmengusir pergi segala rasa bersalah&nbsp;<em>bukan mauku jika dia terus ada di sini</em><em>bermanja-manja denganku</em>aku menyanggahmembela dirimerasai tak bersalah&nbsp;anganku lalu terbangdari timur ke baratdari selatan ke utarasatu per satu rasa dibawanya masuk dalam dirikugelisah membekapkumenutup segala aliran udaramembawakanku ruang hampa udara berdinding...

Ulurkan tangan-Mu, Tuhanku

Aku adalah sebatang pohon yang rapuh di tengah gurun tak berujungKetika hujan tak ada yang meneduhkanku hanya untuk menunggu bayangmuJiwa ini meratapi hidup yang bagai tanpa batasMenangisku melawan belenggu jiwa iniInginku berteriak melepas segala belenggu ini&nbsp;Ketika batangku mulai retak dan langit menertawakanku seakan aku tak bergunaTuhan, tunjukkan jalanku, dengar jeritan hati iniTolong rasakan pedih ini&nbsp;Aku sudah tak sanggup untuk menunggu hadirmuSemua hanya fatamorgana yang tak kan ada&nbsp;Hujan turun tanpa mendungBegitu juga aku menangis takada sebab&nbsp;Aku selalu aku yang beginiHanya angin yang membawa asaku pergiTapi di mana engkau sekarangDirimu tak kan hadir walau aku berteriak, menangisKini aku mengais-ngais sisa hidupku, merangkak tuk pergiTapi semua...

dandelion

seperti menyusun puzzlesatu per satu berada pada tempatnyanyaris tak terhindarkanaku ingin menghilangterbanglenyap dari semua pandangterkepung dalam pekat awantenggelam hingga ke palung lautanadakah kau mencarikuatau cerita ini kau anggap semu?bukankah cerita telah terpahat seindah patung rama sintasecantik dongeng cinderella dan pangeran berkudamelegenda layaknya kisah laila majnunatau mungkin tak satu puntidakkah semua itu terlalu sempurna untuk kau anggap semu?bukankah janji telah terpatri satu?oh, mungkin bagimu semua benar tiada bermaknaseperti puzzle, hanya permainan belakatak butuh dirasa, terlebih dipujakembali pada tempatnyaberwujud serpihan asabergulung bersama buih di pantaimenguap bersama embun fajartak ada lagi cahaya yang berpijarkisah ini hambaraku sungguh ingin menghilangterbang,...

Pramoedya Ananta Toer

Pramoedya Ananta Toer. Para penggila buku pasti kenal atau paling tidak pernah mendengar nama ini. Yup! <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pramoedya_Ananta_Toer" target="_blank"><span style="text-decoration: underline;">Pramoedya Ananta Toer</span></a> adalah salah salah satu pengarang yang produktif dalam sejarah sastra Indonesia. Lahir di Blora pada 6 Februari 1925, penulis ini merupakan calon kuat dari Asia untuk memenangkan Nobel dan beliau adalah satu-satunya dari Asia.Generasi muda seperti kita, sering kali enggan melirik buku sastra karya penulis setua Pramoedya. Saya pertama kali mendengar nama Pramoedya ketika melihat film layar lebar <a href="http://www.21cineplex.com/andai-ia-tahu,movie,734.htm" target="_blank"><span style="text-decoration: underline;">Andai...

10.5.11

Untitled

Malam,Lihatkah dirimu saat aku menembus galau sebuah harapan kecil yang telah membiru?Tahukah kamu,Ke mana terang ini memancar?Menerawang pekat entah kapan berakhirMenangiskah kamu saat aku sekarat karena sinarku sendiri?Mengertikah kamu jika aku hanya sebuah bintang redup?&nbsp;&nbsp;*april 4th 2006 (16...

Cinta

Saat kapal-kapal mimpiku berlabuh di indahnya impianmu Melihat dirimu memancarkan sinar bintang penuh harapan Kasih dan cinta &nbsp; Di teduh tidurku melihat mataharimu runtuh Membakar semua rasa di hati Biar bulan menari di pangkuanku Menerangi kebimbangan yang ada Menuntun kita memenangkan sebuah cinta yang abadi Hanya dengan menanti Perjalanan untuk menggapai sebuah cinta &nbsp; Akan tiba saat di mana kita menangis karena cinta Tertawa, bahagia, sedih karena cinta &nbsp; Setelah aku kembali dari lamunan sang penyamun Matahari redup karena kesombongannya sendiri Genggam tanganku memberi harapan yang ada di kapal-kapal mimpiku Sebuah harapan baru untukmu adalah cinta &nbsp; &nbsp; *ngawi, december 5th 2003 (p...

Lampu Kota

Lampu-lampu kota berjajarMembentuk siluet lengkungMengingatkanku pada senyummuKetika mata kita bertemu&nbsp;Jika nanti kita bertemu lagiApakah kau masih akan tersenyum padakuSehangat dan semesra dahulu?&nbsp;Lampu-lampu kota berpendar menyeruakkan tawaMembawa aku terbang ke masa-masa kita bersamaMasih akan adakah tawa seriang dahulu?&nbsp;Lampu-lampu kota bercecer runtunSeolah menjadi penunjuk jalanku untuk kembaliAkankah aku menemukan jalan pulangDan mendapatimu tengah menantiku di rumah kita?&nbsp;Surabaya, 25 Mei 2...

let's try to be wise.. ^^

Aku gak respect sama orang ini, dia orang yang suka ngeluh, dia orang yang gak konsisten, dia semaunya sendiri, dia egois, dia keras kepala, dia gak bisa menghargai orang lain, aku pernah dikecewakan, dst..dst...Pasti kita pernah ngrasa gak suka sama orang karena sikapnya, kita berhak menilai dan menentukan sikap sama orang itu, bahkan kita berhak men-jugde dia sesuai penilaian kita. Kita berhak menciptakan pikiran subyektif tentang apa saja dan siapa saja.Tapi, sesekali coba bercerminlah, kawan. Gak semua orang juga suka sama kita. Gak semua orang bisa nerima sikap ataupun kebiasaan kita. Dan sewajarnya saja, siapa sih yang mau dibenci atau gak disukai sama orang lain?Gimana kita bersikap itu memang hak kita, gak ada seorangpun bisa maksa kita, tapi ya itu tadi. Kita ini manusia, kawan. Kita...

9.5.11

Bukan Kita

Bukan kamu yang mendekatiku Bukan pula aku Kita bahkan sering kali membuang muka Hanya menatap lewat sudut mata Memilih menancapkan pandang pada senja yang jingga &nbsp; Bukan kamu yang memilihku Bukan pula aku Aliran sungai yang kita ikuti mempertemukan kita di lautan Bercampur dengan ribuan hulu lain Toh kita masih diberi jalan untuk saling menemukan &nbsp; Ada ruang dalam hati kita Tersekat dengan sendirinya Dengan dinding-dinding yang kokoh Terkunci di dasar hati Seperti harta karun dari kapal perompak karam di lautan Kita tak pernah meminta Tapi dia ...

Bulir Rindu di Sela hujan

“Titipkanlah rindumu pada hujan,” aku menatapnya bingung, “Ada bulir rindu terselip di sela hujan. Seorang yang merindu pasti bisa merasakannya,” lanjutnya. Aku memejamkan mata, merasakan kelembutan bulir hujan yang terbawa angin. Terasa ada jari yang mengusap aliran air di pipiku. Matanya sedang menatapku, teduh dan menenangkan, membuat ujung bibirku tertarik ke atas. “Kamu nggak boleh nangis kalau nggak ada aku,” katanya sambil mengusap kepalaku. &nbsp; Sudah lebih dari lima tahun aku tak bertemu Arya. Dia berangkat menempuh pendidikan angkatan udara selepas SMA. Sebenarnya aku tak begitu suka dengan pilihannya, aku lebih suka kalau dia kuliah. Paling tidak dia tak meninggalkanku yang masih harus menghabiskan tahun terakhir di SMA. Selain itu, aku takut sesuatu yang buruk terjadi...

8.5.11

Yang Terlewatkan

<div>“Dalam hidupmu, kesempatan paling berharga apa yang pernah kamu dapetin?” gadis berkulit sawo matang di depanku menatapku dari sudut matanya. Aku angkat bahu dan dibalas dengan kerutan di keningnya hingga nyaris menyatukan alis.“Almost nothing,” jawaban singkat yang keluar. Kerutan itu berubah jadi pelototan ditambah dengan mulut menganga. Mata bulat itu menatap tak percaya padaku.“How can?” sekali lagi aku hanya angkat bahu. Gadis yang baru aku kenal setengah jam yang lalu ini geleng-geleng.“Kalo kamu?”“Too many,” dia duduk lalu mulai memaparkan beberapa kisah tentang kesempatan. Giliranku geleng-geleng.Tiba-tiba pintu lift terbuka, seorang dengan seragam biru berdiri di depanku. Lena berdiri dengan wajah sumringah, dia pasti sama leganya denganku yang sudah sejam terkurung dalam...

7.5.11

Last Chance

"Mbak Fiola?""Hai, Yok, Akbar ada?""Ada, Mbak, tunggu sebentar ya, aku panggilin dulu," Yoyok menghilang di balik pintu khusus karyawan.Kafe ini terlihat masih sama seperti tiga bulan yang lalu ketika terakhir kali aku ke sini. Hanya saja, ada seperangkat alat band di sudut ruangan. Stiker bertuliskan "Bandit" dengan font kreasi yang sudah akrab dengan mataku tertempel di badan drum. Rupanya Nino sering meramaikan kafe ini sama band-nya belakangan, yah setidaknya tiga bulan terakhir ini.Samar, terdengar Yoyok berteriak memanggil bosnya, dan sebuah suara menyahut. Sepertinya Yoyok tak menyebut namaku, mungkin dia sengaja tak bilang kalau aku yang bertamu."Fiola?" suara Akbar memanggilku bersamaan dengan derit pintu yang terbuka."Hai, Bar.""Duduk, Fi, mau minum apa?""Nggak usah, Bar, aku cuma...

4.5.11

Batch-136

Namanya Batch-136 (#136). Bukan sandi perang atau pasukan tempur, tapi adalah kelompok training di Telkomsel Surabaya. Ada 15 orang awalnya, terkumpul dari berbagai perusahaan out sourching yang berada di bawah naungan Infomedia Nusantara.It’s Monday. Wajah-wajah asing berkumpul dalam satu ruangan. Ada yang pasang tampak jutek, ada juga yang tampil seramah mungkin. Aku datang agak lambat waktu itu, kebiasaan jelek yang memang sering aku lakukan. Tapi untunglah, acara belum mulai karena pengisinya datang lebih lambat dari aku.Orang yang pertama kali aku kenal namanya Yusniar. Dia datang beberapa menit setelahku, dan dengan wajah bingung. Beberapa saat setelah tukar nama, dia curhat, dia bilang kalo sekarang udah kerja di perusahaan kontraktor sebagai sekretaris. Hari itu dia izin gak masuk...

the memory

Mencintaimu Sebenarnya bukanlah satu-satunya pilihan Ada hati lain yang bisa kupilih untuk menambatkan cintaku Tapi sepertinya hati ini lebih menyukaimu Dia nyaman bersamamu Merinduimu Adalah ruang hampa udara Yang perlahan bisa saja membunuhku Namun aku tak bisa lepas Karena rasa ini begitu indah Mengenangmu Seperti merasai setiap detik waktu yang berlalu Meresap ke kedalaman makna Jauh hingga ke dasarnya Hingga sering kali kehilangan jalan untuk kembali Cinta ini, rindu ini Dan kenangan tentangmu Satu hal yang telah hadir di hatiku Sejak kali pertama perjumpaan kita Satu hal yang masih bertahan hingga kini Meski aku tak pernah benar-benar merawatnya Bahkan sering kali ingin membuangnya jauh-jauh Biarlah dia ada Bersemi dan berbunga, bahkan bermekaran Karena...

3.5.11

Karena Wanita

Karena wanita ingin dimengerti. Kalo gak salah itu judul lagunya Ada Band. Hehehe... But, lagu ini sungguh-sungguh sangat cewek banget, maksudnya bener-bener mencerminkan hati perempuan pada umumnya. Jadi pantas saja kalo lagu ini digandrungi, secara cewek kan sering kali suka lagu karena liriknya. Hehehe.... Walaupun sebenernya bukan cuma cewek aja yang suka lagu ini, tapi cowok juga, biar bisa bersikap manis sama pasangannya. :D Yah, perempuan itu memang makhluk yang gampang-gampang susah buat dimengerti. Inget, "gampang-gampang susah" itu artinya lebih banyak gampangnya daripada susahnya, karena gampangnya disebut dua kali. Wkwwkwkwkwkwkwk..... Makhluk yang cenderung punya sensitiveness (semoga bahasanya bener.. :D) yang lebih tinggi dari laki-laki ini cenderung lebih ingin diperhatikan,...

Jangan Beri Tahu Naya

“Tolong jangan beri tahu Naya,” sebuah suara mengejutkanku. Cepat-cepat kututup buku yang sejak beberapa menit lalu aku baca. Sepertinya pipiku memerah karena ketahuan membaca catatan harian seseorang. Namun, rona merahku memudar setelah melihat raut mukanya yang tak berubah, sepertinya dia tak marah.“Kamu ceroboh sekali naruh catatan harian,” tegurku kemudian. Aku mengembalikan buku itu pada Atar, sahabatku.Aku sedang menemaninya ke perpustakaan untuk mencari referensi tambahan untuk tugas kuliahnya. Dia kini duduk di hadapanku. Buku catatan yang barusan kuberikan padanya ditumpuk begitu saja di atas buku-buku yang baru digotongnya dari rak-rak perpustakaan.“Aku nggak marah kamu baca catatanku, tapi sekali lagi, tolong jangan beri tahu Naya tentang isi catatan harianku ini,” katanya lagi.“Kamu...

2.5.11

Tan Panama

aku berpijak pada tempat yang tak seharusnya kujamah sekarang kepalaku tertunduk salahkah aku berada di sini? kalian tahu benar, aku tak ingin berada di sini tangan-tangan itu mendorongku kemari dan aku seperti tak punya daya untuk mengelak mereka kasar mereka menyakitiku merampas satu-satunya milikku rinduku untukmu namun kini beranjak semu aku hilang arah, tempat ini seakan mengekangku tak ingin kah kau menjemputku membawaku pergi ke tempat yang memang seharusnya aku berada ke tempat kita menjadi satu tempat berbagi yang begitu sempurna dan tak ada seorang yang tau bawa aku agar rindu itu kembali bersemayam dalam hatiku dan kita kembali menyatu meski hanya melalu mimpi syahdu mengukir kenangan lalu bersamamu dan meski hanya satu jam saja, biarlah aku terlelap di pelukmu ps...

Pages 251234 »

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Templates