11.5.11

karena si rindu

menenggelamkan diri dalam remang sang chandra kirana

membiarkan rindu menggelayut manja

berayun dari hati pindah ke otak

dari otak ke aliran darah

dari aliran darah ke nadi

dari nadi kembali ke jantung hati

 

<em>bukankah tak baik membiarkannya terus begitu?</em>

si akal sehat menegur tanpa peduli teririsnya hati

&nbsp;

pikirku jadi termenung

kalbuku dirundung bingung

jemari lalu mengibas

mengusir pergi segala rasa bersalah

&nbsp;

<em>bukan mauku jika dia terus ada di sini</em>

<em>bermanja-manja denganku</em>

aku menyanggah

membela diri

merasai tak bersalah

&nbsp;

anganku lalu terbang

dari timur ke barat

dari selatan ke utara

satu per satu rasa dibawanya masuk dalam diriku

gelisah membekapku

menutup segala aliran udara

membawakanku ruang hampa udara berdinding putih

&nbsp;

<em>pelan-pelan kau akan mati</em>

bisik si akal sehat lagi

hatiku tak lagi diiris

tapi ditusuk

dicincang hingga ribuan kali

&nbsp;

sesuatu dari dalam hati terhuyun muncul

mendekati akal sehat

membawakannya secangkir teh hangat

lalu berbincang tentang suatu perkara

&nbsp;

<em>jangan paksa dia untuk membuang rindu itu</em>

dia berujar lembut

suaranya seakan meniupkan udara untukku bernapas

gelisah mulai menjauh

ketenangan samar mendatangiku

&nbsp;

<em>biarlah rindu itu ada dalam dirinya</em>

<em>memaksakan kehendakmu padanya sama seperti membunuhnya</em>

<em>kita semua tak ingin dia mati</em>

<em>lebih tepat, kita tak ingin mati</em>

<em>begitu juga aku</em>

<em>meski aku hanya mengisi sudut hatinya</em>

<em>meski hanya ada di palung hati paling dalam</em>

<em>aku pun ingin tetap hidup dalam dirinya</em>

si mungil bernama keyakinan itu lalu berpaling

berpulang ke sudutnya

membiarkan akal sehat merenungkan tuturnya

&nbsp;

<em>tenang saja, aku lebih senang diam</em>

<em>tak perlu kau cemaskan hadirku</em>

<em>aku tak akan merusuhkan yang ada</em>

rindu menyeletuk seiring denyut nadi

&nbsp;

gelisah membebaskan dekapannya

udara berebut masuk dalam tubuhku

mengaliri tiap inci kulit, nadi dan arteri

&nbsp;

di pesinggahannya, keyakinan mengumbar senyum

kelegaannya tersulut hingga ke wajahku

dan akal sehat mulai ringan melangkah

senyumku mekar sembari menatap wajahmu dalam bingkai

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Templates