20.5.11

Keluh Sesalku

Bergeming dalam keramaian

Gendang telingaku seolah telah kedap suara

Menangkis setiap tebaran-tebaran asa yang mereka janjikan

Aku tak mau dengar apapun, meski itu manis

Aku sudah terlalu lelah

Toh manis itu akhirnya hanya menjadi getir yang tiada tara

Membikin lidahku mati rasa

Kelu, malu pada Tuhanku

Apa harus kukata ketika kesatuan huruf tak bisa kueja

Tak bisa ku maknai dan membuatku terjebak ke dalam kubangan dosa di masa lalu

Hanya karena manis itu, manis yang semu itu

Yang membuatku terbang melayang menembusi langit tingkat tujuh

Dan lalu menghempaskanku hingga palung lautan

Oh Tuhan, haruskah aku mencabik daging-daging berdosa ini?

Daging-daging yang bernaung di dalam kemunafikan dunia fana ini

Yang melekati tulang putih memudar karena noda dosa

Sungguh, aku kehilangan arah tujuanku

Aku linglung, tak bisa lagi memaknai hakikatku bernapas di dunia ini

Pantaskah aku menemu jalan pulang, seperti janji manis yang tertulis dalam kitab-Mu?

Merangkai asa sekali lagi dan meraih derajat tinggi di depan mata-Mu

Menapaki jalan putih dan meninggalkan kubangan kelam

Kuyakini dalam hati, manis-Mu tak sama dengan manis mereka

Manis-Mu bukan manis semu yang hanya sekejap

Manis-Mu kan membawaku ke dalam keabadian akhirat

Izinkanku mengecap setetes manis itu, Ya Rabb...

 

 

ps : unpredictable poem collaboration with irmencretoz.. :D

 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Templates