10.5.11

let's try to be wise.. ^^

Aku gak respect sama orang ini, dia orang yang suka ngeluh, dia orang yang gak konsisten, dia semaunya sendiri, dia egois, dia keras kepala, dia gak bisa menghargai orang lain, aku pernah dikecewakan, dst..dst...

Pasti kita pernah ngrasa gak suka sama orang karena sikapnya, kita berhak menilai dan menentukan sikap sama orang itu, bahkan kita berhak men-jugde dia sesuai penilaian kita. Kita berhak menciptakan pikiran subyektif tentang apa saja dan siapa saja.

Tapi, sesekali coba bercerminlah, kawan. Gak semua orang juga suka sama kita. Gak semua orang bisa nerima sikap ataupun kebiasaan kita. Dan sewajarnya saja, siapa sih yang mau dibenci atau gak disukai sama orang lain?

Gimana kita bersikap itu memang hak kita, gak ada seorangpun bisa maksa kita, tapi ya itu tadi. Kita ini manusia, kawan. Kita tentu pernah berbuat salah, pernah khilaf, tapi itu smua bukan harga mati buat kita kan? Tuhan aja slalu nerima maaf kita, bahkan saat kita baru mnyesali perbuatan kita dalam hati.

Aku juga pernah punya perasaan gak respek sama seseorang, bahkan sampai sekarang pun masih, lebih sering karena sikapnya yang emang gak sesuai sama aku. Rasa gak respect itu lama-lama bisa bikin aku benci sama dia kalo aku terus memupuknya, bahkan mungkin suatu saat aku bisa sampe gak mau ngomong sama dia saking sebelnya. Tapi aku lalu berpikir, bukankah itu merugikan kita sendiri, kawan?

Aku lalu coba belajar berbesar hati untuk menyadari bahwa dia juga manusia, sama seperti aku dan yang lainnya. Dan memang manusia itu tempatnya salah, tapi bukan berarti salah itu adalah harga mati, bukan? Setiap orang berhak punya kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahannya menjadi sesuatu yang lebih dibenarkan. Sama aja seperti kita ngelakuin kesalahan, kita juga berhak dapetin kesempatan kedua, kesempatan untuk memperbaiki kesalahan kita.

Dan kita akan selalu bisa menjadi manusia yang lebih baik ketika kita mau dan mampu belajar berbesar hati untuk nerima kesalahan orang lain, untuk nerima kritik dari orang lain. Aku yakin banyak hal yang bisa kita dapatkan saat kita mau membuka diri, berbagi dan berbesar hati.

Setidaknya, hal paling kecil yang bisa kita dapatkan, kita bisa menjaga diri dan hati kita sendiri dari perasaan2 yang membuat kita berdosa. Lho koq jadi kita yang berdosa? Ya iyalah.. Kalo kita benci sama orang, yg dosa siapa? Kita atau orang yg kita benci? Kalo kita iri sama orang, yang dosa siapa? Kita atau orang yang kita iri'in?

Karena memang semua akan kembali pada diri kita sendiri, kawan. Bahkan almarhum pak lik ku pernah bilang, ketika kita merasakan sedih, sebel, iri, dengki dkk, maka sebenarnya kita sedang dilaknat oleh Allah karena kita kurang bisa membaca dengan baik keadaan yang sedang kita hadapi. Nah, apa kita mau dilaknat Allah? Tentu saja tidak kan?

Ini bukan ajakan untuk jadi orang yang sufi, kawan, tapi hanya mengingatkan bahwa memang tugas pertama dan yang paling utama adalah membaca. Dan kita diharuskan untuk bisa membaca semua hal, termasuk semua yang terjadi pada diri kita.

Ada yang inget cerita tentang nabi muhammad saw yang cuek aja waktu dilempari kotoran hewan? Sewajarnya manusia pasti akan marah dan bersumpah serapah sampe ngabsenin isi kebun binatang, tapi rasul kita justru cuek aja dan terus berjalan tanpa peduli sama kelakuan orang yang membencinya itu.

Menurutku, itu sudah high level, kawan. Sudah termasuk tingkatan paling tinggi ketika kita bisa bersikap bijak terhadap peristiwa itu. Jangan berpikir karena beliau terpilih jadi nabi makanya dia bisa bersikap seperti itu, karena sebenarnya kita, manusia biasa, juga bisa melakukan itu.

Pikirkanlah, kawan, kalo nabi kita bisa tidak menghiraukan orang yang membencinya sedemikian rupa hingga memperlakukan nabi seperti itu, kenapa kita justru membuang jauh2 respect kita sama orang yang sebenernya gak ngelakuin apa2 ke kita? Kenapa kita harus menjauhi bahkan mungkin membencinya karena dia melakukan sesuatu yang gak dia suka?

Tulisan ini sekedar untuk saling mengingatkan saja, kawan, sama sekali tak bermaksud menggurui atau mendikte. Kita sepatutnya selalu berkaca, karena bukankah tugas seorang manusia adalah berjabat tangan dengan dirinya sendiri? Tulisan ini hanya sekedar berbagi, kawan, karena aku sendiri juga sering kali terbawa perasaan. Tapi bukankah lebih baik jika kita mau berusaha untuk menjadi lebih baik? Dan bukankah sering kali kita juga pernah melakukan kesalahan, yang bahkan mungkin sama dengan yang orang lain lakukan. So, lets be wise, kawan.. :D

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Templates